Firman Allah SWT: ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”(QS.
Al-Ahzab:21).
Dengan Muhammad saw di utus untuk membebaskan manusia dari
berbagai penindasan, intimidasi, pelecehan kemanusiaan dan
kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh para penindas. Muhammad saw
menjadi pemimpin manusia yang bertujuan membangun masyarakat yang
didasarkan pada nilai- nilai keimanan, egalitas sosial, persaudaraan.
Muhammad saw. diutus untuk membebaskan para budak, anak yatim, perempuan,
kaum miskin dan lemah.
“Setiap kalian adalah pemimpin. Dan,
setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban” demikian sabda Rasulullah dalam
hadits Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad.
“Seorang imam adalah pemimpin dan akan
diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah
pemimpin penduduk rumahnya dan akan diminta pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Seorang perempuan merupakan pemimpin di rumah suaminya dan
akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang khadim
(pembantu) merupakan pemimpin harta tuannya dan akan diminta pertanggungjawaban
atas kepemimpinannya.”, lanjut Rasulullah saw..
Kepemimpinan adalah amanah. Amanah adalah
kepercayaan yang diberikan karena ada unsur kemampuan pada yang dipercayai.
Maka, kepemimpinan merupakan kepercayaan yang diberikan kepada orang-orang yang
dipandang memiliki kemampuan dalam menjalankan urusan organisasi.
tugas utama para
pemegang amanah kepemimpinan adalah memberikan rasa aman terhadap yang dipimpin
(baca: umat). Aman dalam ibadah, berarti pemimpin mesti membimbing umat,
bagaimana beribadah yang benar sehingga aman dari ancaman adzab Allah. Aman
dalam kehidupan dunia, berarti para pemimpin harus mengarahkan umat agar aman
dari ancaman dan tipuan dunia, sehingga dunia berada di bawah penguasaan umat
bukan umat berada di bawah penguasaan dunia. Aman dari segala hal sehingga umat
benar-benar sejahtera lahir dan batin.
Oleh karena itu, kepimpinan tidak diembankan pada seorang atau
dua orang tapi kepada tim atau staf yang memiliki ghirah memperjuangkan
keamanan bagi umat dalam segala aspek kehidupan.
Umat mesti menjadi relasi bagi para
pemangku amanah kepemimpinan. Urusan hak dan kewajiban itu akan beriring
bersamaan ketika pemimpin dan yang dipimpin bekerjasama dengan baik dan solid.
Ketika pemimpin mengeluarkan kebijakan, tentunya kebijakan yang tidak keluar
dari nilai-nilai syariat; maka, yang dipimpin mesti menaati.
Pemimpin itu dipilih untuk ditaati bukan
diangkat lalu dimaksiati. Sekali lagi, ketaatannya mesti pada hal yang tidak
melanggar syariat. Jika melanggar, tugas umat sebagai pemegang kepemimpinan
sebenarnya adalah meluruskan. Dengan begitu, harapan terwujudnya masyarakat
yang sakinah, aman dan nyaman, insya Allah akan dicapai. Dan, ini terlihat dari
indikasi seimbangnya arus hak dan kewajiban.
Faktor seorang pemimpin menurut Al Quran:
- Kesalehan para pemegang amanah. Saleh (shalih) berarti benar, sesuai. Pemimpin yang saleh itu pemimpin yang membuat dirinya senantiasa benar dan meneladani perilaku hidup Rasulullah dan para sahabat.
- Kesalehan umat. Tidak bisa dipungkiri bahwa pemimpin itu gambaran umum umat. Dalam arti, umat yang baik akan melahirkan pemimpin yang baik. Umat yang saleh akan memilih pemimpin yang saleh. Oleh karena itu, melahirkan pemimpin yang saleh duniawi-ukhwari dimulai dari kesalehan umat itu sendiri. Dan, kesalehan umat itu merupakan integrasi (kesatuan) dari kesalehan individu dalam umat tersebut. Ibda` bi nafsika, mulailah dengan dirimu sendiri!
- Tegaknya prinsip-prinsip al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Hal ini tercermin dalam beberapa hal, misalnya keadilan bagi seluruh umat. Tidak seperti saat ini, fenomena ketidakadilan dalam hukum sudah menjadi hal yang biasa.
- Model kepemimpinan ala Rasulullah saw.. Rasulullah menerapkan model kepemimpinan yang baik. Kita mengenal ada lima model kepemimpinan yaitu otokratis yaitu kepemimpinan dengan kekuasaan mutlak pada diri seseorang, militeristis yaitu kepemimpinan yang bersifat kemiliteran, paternalistis yaitu kepemimpinan seperti orang tua terhadap anak kecil yang tidak tahu apa-apa, kharismatik yaitu kepemimpinan yang dinahkodai oleh pemimpina berwibawa dan berpengaruh besar, dan demokratis yaitu kepemimpinan yang menujnjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar